Museum dahulu, sekarang dan yang akan datang

zul
20
Keheningan berpadu dalam Kesenyapan.

Memberikan rasa yang mendalam saat berhadapan

Menumbuhkan jutaan kenangan saat terlawan

Itulah sebuah pandangan yang hanyut dalam keindahan.

Mungkin sebuah bait puisi diatas menggambarkan bagaimana suasana museum lambung mangkurat, salah satu museum terbesar di Kalimantan Selatan, walaupun ada museum-museum yang lainnya dikota-kota yang berbeda. Tetapi satu hal yang membuatku terkenang akan museum ini adalah karena museum ini adalah museum pertama yang ku kunjungi di daerah kalimantan selatan ,juga hal-hal didalamnya yang memberikan pengetahuan baru kepadaku. Saat itu aku masih ingat, aku duduk di kelas 6 SD, sebuah kenangan yang tak terlupakan karena acara rekreasi kami sekaligus perpisahan ini ditandai dengan sebuah perjalanan panjang dari kandangan ke banjarbaru, saat itu aku yang mati-matian bikin alasan hanya untuk minta izin sama orang tuaku, maklum saat itu aku masih lumyana kecil untuk perjalanan jauh tanpa didampingi orang tua, akhirnya dengan berbagai alasan pun aku di izinkan orang tua untuk ikut, betapa bahagianya hatiku saat itu, karena yang ada dipikiranku "bagaimana sih sebuah gambaran museum itu terhadapku"


dengan seksama kuperhatikan dari awal jalan masuk museum sampai akhir jalan keluar museum yang ada dipikiranku hanyalah kekaguman, karena berbagai pengetahuan-pengetahuan mendalam tentang berbagai budaya dan semua tentang banjar dan bagaimana sebuah kehidupan banjar tentunya sangat jarang kita temukan dalam pembelajaran sekolah ataupun kehidupan sehari-hari kecuali hanya mendengar dari cerita para datuk, kakek kita yang sekarang mereka hanya bisa meninggalkan kepingan-kepingan cerita yang selalu teringat di benak kita, keberingasan zaman selalu mengoyak kehidupan kita dimana kehidupan sosial sekarang sudah mulai berganti dengan kehidupan yang lebih modern, dimana zaman modernisasi sudah mulai merasuk seakan membelenggu kehidupan masyarakat banjar yang sudah mulai melupakan budaya-budaya banjar pada tentunya.


\Dulu, saat aku masih anak-anak, aku masih ingat saat itu, kami bermain gasing, kelereng, bayasin, bapidak, berbagai permainan tradisional asli banjar masih merekat dipikiranku, disaat pematang sawah mulai berair maka setiap pulang sekolah kami selalu bermain mengelili sawah, kejar-kejaran, atau kadang sesekali duduk-duduk santai tertawa riang sambil memancing dibawah pohon rumbia yang tenang, walaupun kadang yang kami bawa pulang hanyalah 3 ekor ikan kecil sebelum senja datang, tetapi hal itu cukup membuatku senang, dengan mengendarai sepeda kecil yang kadang selalu membuatku lelah dengan berbagai kerusakan yang melandanya tetapi kami selalu melakukan pertualangan jauh kedalam hutan, naik keatas pohon karet, tinggi besar menjulang, walau kadang diteriaki pemilik hutan hanya untuk mengambil bigi pohon karet (BIGI PIDAK), semakin kecil bentuk bigi tersebut biasanya semakin kuat biginya. tetapi bagaimana dengan kehidupan anak zaman sekarang, pantaskah aku tertawa saat membandingkan kehidupanku dengan kehidupan mereka sekarang, ingin ku sedih tetapi pantaskah aku bersedih, dimana kehidupan anak sekarang yang lebih kepada hura-hura, jalan-jalan sore habisin bensin kendaraan orang tua, atau seharian duduk bersama teman-teman didepan komputer ataupun playstation yang semua itu adalah sewaan. berat memang kalau menghadapi berbagai kemajuan zaman yang tidak bisa kita pungkiri ini. hingga hanya satu solusi agar anak-anak kita lebih mengenal dalam akan budayanya, itulah museum. sebuah tempat yang sarat akan pengetahuan, tidak hanya bermain tetapi juga mendidik, tidak salah bahkan sangat bagus, disaat anda bersama keluarga ingin rekreasi kepantai, atau ketempat rekreasi lainnya maka salah satu tempat yang anda kunjungi adalah museum, karena tidak hanya memberikan kesegaran pada pembelajaran anak, tetapi museum juga sebuah wahana bermain yang bisa membahagiakan mereka, walaupun cara bermainnya beda, semua tergantung bagaimana orang tua yang membimbingnya. semua tergantung anda.......


Sudahkah anda ke museum !!!

Posting Komentar

20 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.
  1. Sudahkah anda ke museum !!!.....? SUDAAAHHHH...!!!!

    BalasHapus
  2. Ada yang bilang museum itu banyak setanya. dan memang ada. Yang pasti setan malas.

    BalasHapus
  3. Dari pada ke Museum mending saya ke warnet, Alergi debu. *sok artis*
    he..he.. salam kenal

    BalasHapus
  4. wah, ini tulisan memenuhi syarat lomba posting visit to museum KKB. ayo juri beri nilai plus, lho

    BalasHapus
  5. sudah dunk .. he he

    tu ada foto²nya .. :)

    BalasHapus
  6. hohoho bisa diborong ni hadiah klo kaya gini...wkwkwkw

    BalasHapus
  7. yaa kalo syafwan yang ngomong,,,sya percaya.... : :D

    BalasHapus
  8. biasa juga bersih-bersih rumah yang penuh dengan debu.... :p

    BalasHapus
  9. HHHHHHahahahahahaha kayaknya kepadasan tu om yul

    BalasHapus
  10. selain main gasing... maen layangan juga ngga zuel.. hoo

    masa kamu lupa sih maen benteng ma aku...hhhaa

    BalasHapus
  11. Rinie : iya ya,bkanx saat itu kamu jadi bentengx,wkwkwkwk

    BalasHapus
  12. Postingannya bgs mudahan dpt baju zul

    BalasHapus
  13. Zian en rizal islami : wahahahahahaha kacau sekaali. . .

    BalasHapus
  14. wah seumur-umur aku baru 2 kali ke museum, parah....

    BalasHapus
  15. Sudah! Tapi Museum Yogya Kembali...:)

    Tulisannya menarik. Tapi kok antara cerita tentang museum dng masa kecil iezul, lebih dominan iezul main gasing dsb ya hehe

    Salam kenal...

    BalasHapus
  16. yuuu salam kenal....wehhheee tapi nang rancak main kalikir pang,,,ajak tayus

    BalasHapus
  17. seumur2 saya baru sekali masuk museum di bandung.. itu juga setelah idup 5 6 tahun disini hehe

    BalasHapus
Posting Komentar

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top