Memberikan rasa yang mendalam saat berhadapan
Menumbuhkan jutaan kenangan saat terlawan
Itulah sebuah pandangan yang hanyut dalam keindahan.
Mungkin sebuah bait puisi diatas menggambarkan bagaimana suasana museum lambung mangkurat, salah satu museum terbesar di Kalimantan Selatan, walaupun ada museum-museum yang lainnya dikota-kota yang berbeda. Tetapi satu hal yang membuatku terkenang akan museum ini adalah karena museum ini adalah museum pertama yang ku kunjungi di daerah kalimantan selatan ,juga hal-hal didalamnya yang memberikan pengetahuan baru kepadaku. Saat itu aku masih ingat, aku duduk di kelas 6 SD, sebuah kenangan yang tak terlupakan karena acara rekreasi kami sekaligus perpisahan ini ditandai dengan sebuah perjalanan panjang dari kandangan ke banjarbaru, saat itu aku yang mati-matian bikin alasan hanya untuk minta izin sama orang tuaku, maklum saat itu aku masih lumyana kecil untuk perjalanan jauh tanpa didampingi orang tua, akhirnya dengan berbagai alasan pun aku di izinkan orang tua untuk ikut, betapa bahagianya hatiku saat itu, karena yang ada dipikiranku "bagaimana sih sebuah gambaran museum itu terhadapku"
dengan seksama kuperhatikan dari awal jalan masuk museum sampai akhir jalan keluar museum yang ada dipikiranku hanyalah kekaguman, karena berbagai pengetahuan-pengetahuan mendalam tentang berbagai budaya dan semua tentang banjar dan bagaimana sebuah kehidupan banjar tentunya sangat jarang kita temukan dalam pembelajaran sekolah ataupun kehidupan sehari-hari kecuali hanya mendengar dari cerita para datuk, kakek kita yang sekarang mereka hanya bisa meninggalkan kepingan-kepingan cerita yang selalu teringat di benak kita, keberingasan zaman selalu mengoyak kehidupan kita dimana kehidupan sosial sekarang sudah mulai berganti dengan kehidupan yang lebih modern, dimana zaman modernisasi sudah mulai merasuk seakan membelenggu kehidupan masyarakat banjar yang sudah mulai melupakan budaya-budaya banjar pada tentunya.
\Dulu, saat aku masih anak-anak, aku masih ingat saat itu, kami bermain gasing, kelereng, bayasin, bapidak, berbagai permainan tradisional asli banjar masih merekat dipikiranku, disaat pematang sawah mulai berair maka setiap pulang sekolah kami selalu bermain mengelili sawah, kejar-kejaran, atau kadang sesekali duduk-duduk santai tertawa riang sambil memancing dibawah pohon rumbia yang tenang, walaupun kadang yang kami bawa pulang hanyalah 3 ekor ikan kecil sebelum senja datang, tetapi hal itu cukup membuatku senang, dengan mengendarai sepeda kecil yang kadang selalu membuatku lelah dengan berbagai kerusakan yang melandanya tetapi kami selalu melakukan pertualangan jauh kedalam hutan, naik keatas pohon karet, tinggi besar menjulang, walau kadang diteriaki pemilik hutan hanya untuk mengambil bigi pohon karet (BIGI PIDAK), semakin kecil bentuk bigi tersebut biasanya semakin kuat biginya. tetapi bagaimana dengan kehidupan anak zaman sekarang, pantaskah aku tertawa saat membandingkan kehidupanku dengan kehidupan mereka sekarang, ingin ku sedih tetapi pantaskah aku bersedih, dimana kehidupan anak sekarang yang lebih kepada hura-hura, jalan-jalan sore habisin bensin kendaraan orang tua, atau seharian duduk bersama teman-teman didepan komputer ataupun playstation yang semua itu adalah sewaan. berat memang kalau menghadapi berbagai kemajuan zaman yang tidak bisa kita pungkiri ini. hingga hanya satu solusi agar anak-anak kita lebih mengenal dalam akan budayanya, itulah museum. sebuah tempat yang sarat akan pengetahuan, tidak hanya bermain tetapi juga mendidik, tidak salah bahkan sangat bagus, disaat anda bersama keluarga ingin rekreasi kepantai, atau ketempat rekreasi lainnya maka salah satu tempat yang anda kunjungi adalah museum, karena tidak hanya memberikan kesegaran pada pembelajaran anak, tetapi museum juga sebuah wahana bermain yang bisa membahagiakan mereka, walaupun cara bermainnya beda, semua tergantung bagaimana orang tua yang membimbingnya. semua tergantung anda.......
Sudahkah anda ke museum !!!
Sudahkah anda ke museum !!!.....? SUDAAAHHHH...!!!!
BalasHapusAda yang bilang museum itu banyak setanya. dan memang ada. Yang pasti setan malas.
BalasHapusDari pada ke Museum mending saya ke warnet, Alergi debu. *sok artis*
BalasHapushe..he.. salam kenal
wah, ini tulisan memenuhi syarat lomba posting visit to museum KKB. ayo juri beri nilai plus, lho
BalasHapussudah dunk .. he he
BalasHapustu ada foto²nya .. :)
hohoho bisa diborong ni hadiah klo kaya gini...wkwkwkw
BalasHapusmantap...hohohohoho
BalasHapusyaa kalo syafwan yang ngomong,,,sya percaya.... : :D
BalasHapusbiasa juga bersih-bersih rumah yang penuh dengan debu.... :p
BalasHapusHHHHHHahahahahahaha kayaknya kepadasan tu om yul
BalasHapusselain main gasing... maen layangan juga ngga zuel.. hoo
BalasHapusmasa kamu lupa sih maen benteng ma aku...hhhaa
Rinie : iya ya,bkanx saat itu kamu jadi bentengx,wkwkwkwk
BalasHapusWaduh, pakai puisi segala.
BalasHapusPostingannya bgs mudahan dpt baju zul
BalasHapusZian en rizal islami : wahahahahahaha kacau sekaali. . .
BalasHapus[...] Baca tulisan selengkapnya [...]
BalasHapuswah seumur-umur aku baru 2 kali ke museum, parah....
BalasHapusSudah! Tapi Museum Yogya Kembali...:)
BalasHapusTulisannya menarik. Tapi kok antara cerita tentang museum dng masa kecil iezul, lebih dominan iezul main gasing dsb ya hehe
Salam kenal...
yuuu salam kenal....wehhheee tapi nang rancak main kalikir pang,,,ajak tayus
BalasHapusseumur2 saya baru sekali masuk museum di bandung.. itu juga setelah idup 5 6 tahun disini hehe
BalasHapus