Bupati Pati, Sudewo, menjadi sasaran demo besar-besaran karena beberapa kebijakan yang dianggap memberatkan masyarakat. Berikut beberapa alasan utama :
- *Kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)*: Kebijakan menaikkan PBB hingga 250 persen dianggap tidak wajar dan memberatkan masyarakat, terutama saat kondisi ekonomi masih belum pulih sepenuhnya.
- *Pernyataan Provokatif*: Bupati Sudewo mengeluarkan pernyataan yang memicu kemarahan publik dengan menantang warga untuk mengerahkan 50 ribu demonstran, menyatakan bahwa dia tidak akan gentar.
- *Tindakan Represif*: Pemerintah Kabupaten Pati dinilai melakukan tindakan represif dengan menyita bantuan logistik untuk demonstrasi, yang dianggap sebagai upaya membungkam aspirasi rakyat.
- *Kebijakan Kontroversial*: Beberapa kebijakan lain seperti pemecatan 220 pegawai RSUD Soewondo tanpa pesangon dan dugaan ketidakjelasan alokasi anggaran daerah juga menuai penolakan keras dari masyarakat.
- *Dugaan Eksploitasi Sumber Daya Alam*: Warga juga mencurigai adanya rencana eksploitasi Pegunungan Kendeng melalui Ranperda RTRW, yang dikhawatirkan akan merusak sumber air dan lahan pertanian.
Demonstrasi besar-besaran pada 13 Agustus 2025 berakhir dengan ricuh, dengan Bupati Sudewo dilempari sandal dan botol air mineral saat berusaha menyapa demonstran. DPRD Pati kini telah sepakat untuk memulai proses pemakzulan Bupati Sudewo.