Biarkan Dingin Menyelusup

zul
0
Saat detik Hujan mulai menyapa Awan.
Sang Mataharipun kan ikut menghilang.
Membawa keheningan dan menyejukkan.
Meraba dinding jalan menggoyahkan dedaunan.

Bintik-bintik malampun semakin berjatuhan.
Saat panorama gelap menghimpit perasaan.
Oh cinta, biarkan ia terbang. 
Semakin larutnya malam yang tak pernah lekang
Kau tau, sang rembulan takkan pernah hilang
dia kan terus menerawang menelusup keruang-ruang.
begitulah aku, aku bukanlah sang elang yang berputar menghias awan.
juga bukanlah bintang yang menghias rembulan.
Aku hanyalah manusia biasa yang penuh kekurangan.
butuh perhatian dan butuh kasih sayang.
hehe Sudahlah, puisi ini selalu berakhir tak karuan.
semakin lama, hanya semakin merendam,
memecah kebuncahan dan memekak keheningan.
Hae, Salam buatmu yang disana.
Demi sebuah Asa yang pernah terungkapkan.
 
Dan ini.
sebuah cinta yang disebut merekaaa Cinta pertama.
Tak pernah hilang, takkan pernah diam
Selalu saja merona, memerahkan senyuman hingga terlihat indah dalam rautan.
Ohh Tuhan, biarkanku berdoa.
Satukanku dengan hati yang kucinta.
dengan jiwa yang terpaut surga-Nya.
dengan balutan yang penuh hijabnya.
ohh Tuhan, memang ku tak pantas memilikinya.
tapi berikanlah aku satu diantara mereka.
Semoga, dan semoga.







1:23 AM 
Saturday, 31 Desember 2011

Puisi di Ujung Tahun,
Untuk Seorang yang pernah kucinta.
Muhammad Zulkifli.

Semoga kau menjadi wanita Solehah seutuhnya. ^_^

 
Tags

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.
Posting Komentar (0)

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top